Selain ‘ribet’ cara pakainya, antibiotik juga susah diingat namanya. Beberapa pasien bahkan tak bisa membedakan obat mana yang termasuk antibiotik, mana yang bukan. Tapi setidaknya ada 5 antibiotik paling ngetop yang sering dipakai masyarakat.
Begitu banyaknya jenis antibiotik yang ada tidak hanya membingungkan pasien, kadang dokter yang meresepkan juga ikut bingung. Bukan tidak mungkin karena tidak tahu pasti antibiotik apa yang harus digunakan, maka langsung dipilih yang paling ampuh.
Padahal menurut ketua umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Drs M Dany Pratomo, MM, Apt, pemilihan antibiotik tidak boleh sembarangan. Idealnya memang harus definitif sesuai kuman penyebab infeksinya dan harus dimulai dari jenis yang paling sederhana.
“Saat meresepkan antibiotik, dokter punya standar. Dimulai dari yang paling sederhana, kalau nggak mempan baru pakai generasi terbaru. Kalau langsung diberi yang paling mutakhir, itu seperti membunuh nyamuk pakai bom,” kata Drs Dany saat dihubungi detikHealth seperti ditulis Rabu (5/9/2012).
Pemilihan antibiotik yang tidak rasional kadang bukan kemauan dokter, tetapi tekanan pasien yang merasa punya uang dan ingin diberi obat paling manjur. Akhirnya dokter memilihkan obat bukan berdasarkan standar baku, tetapi hanya untuk menyenangkan pasiennya.
Agar pasien juga tidak rewel ataupun salah pakai karena tidak tahu jenis-jenis antibiotik, ada baiknya kenali 5 jenis antibiotik yang paling sering dipakai di masyarakat berikut ini:
1. Amoxicillin
Amoxicillin merupakan antibiotik golongan penicillin, lebih spesifik lagi termasuk kelompok aminopenicillin seperti halnya jenis antibiotik populer lainnnya yakni ampicilin. Penggunaannya sangat luas, mulai dari untuk obati infeksi kulit, gigi, telinga, saluran napas dan saluran kemih.
Amoxicillin merupakan antibiotik golongan penicillin, lebih spesifik lagi termasuk kelompok aminopenicillin seperti halnya jenis antibiotik populer lainnnya yakni ampicilin. Penggunaannya sangat luas, mulai dari untuk obati infeksi kulit, gigi, telinga, saluran napas dan saluran kemih.
2. Cefadroxil
Cefadroxil merupakan generasi pertama antibiotik golongan Cephalosphorin, yang cara kerjanya hampir sama dengan Amoxicillin dan antibiotik lain di golongan penicillin. Penggunaannya juga sama luas, mulai untuk mengobati dari infeksi kulit hingga saluran kemih.
Cefadroxil merupakan generasi pertama antibiotik golongan Cephalosphorin, yang cara kerjanya hampir sama dengan Amoxicillin dan antibiotik lain di golongan penicillin. Penggunaannya juga sama luas, mulai untuk mengobati dari infeksi kulit hingga saluran kemih.
3. Erythromicyn
Erythromicin merupakan antibiotika golongan makrolid yang sering diberikan pada pasien yang alergi penicillin. Penggunaannya lebih luas dari penicillin maupun cephalosphorin, sehingga sering dipakai sebagai pilihan pertama untuk pengobatan pneumonia atipik.
Erythromicin merupakan antibiotika golongan makrolid yang sering diberikan pada pasien yang alergi penicillin. Penggunaannya lebih luas dari penicillin maupun cephalosphorin, sehingga sering dipakai sebagai pilihan pertama untuk pengobatan pneumonia atipik.
4. Ciprofloxacin
Ciprofloxacin merupakan antibiotik golongan floroquinolon, salah satu jenis antibiotik paling mutakhir saat ini. Penggunaannya antara lain untuk mengobati infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas (sinusitis, pneumonia, bronkitis) dan juga infeksi kulit.
Ciprofloxacin merupakan antibiotik golongan floroquinolon, salah satu jenis antibiotik paling mutakhir saat ini. Penggunaannya antara lain untuk mengobati infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas (sinusitis, pneumonia, bronkitis) dan juga infeksi kulit.
5. Tetrasiklin
Di kalangan pekerja seks, tetrasiklin cukup populer karena jenis antibiotika ini paling sering jadi pilihan utama untuk mengobati infeksi kelamin seperti chlamydia dan gonorrhea atau kencing nanah. Penggunaan antibiotik jenis ini mulai dibatasi, karena memicu masalah resistensi yang membuat kuman gonorrhea jadi kebal antibiotik.
Di kalangan pekerja seks, tetrasiklin cukup populer karena jenis antibiotika ini paling sering jadi pilihan utama untuk mengobati infeksi kelamin seperti chlamydia dan gonorrhea atau kencing nanah. Penggunaan antibiotik jenis ini mulai dibatasi, karena memicu masalah resistensi yang membuat kuman gonorrhea jadi kebal antibiotik.
Share it to your friends..!
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment